(arrosyad.blogspot.com) Isbal adalah menjulurkan pakaian sampai di bawah mata
kaki, dan Isbal dilarang bagi laki-laki. Adapun perempuan maka dia wajib
menjulurkan pakaiannya dikarenakan aurat wanita itu seluruh badan kecuali wajah
dan kedua telapak tangan dan tidak ada istilah isbal bagi wanita. Pada
kesempatan ini kami ingin membahas tentang isbal dan hukuman bagi para penyuka
isbal.
Rasulullah saw
bersabda :
عَنْ أَبِى ذَرٍّ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه
وسلم- قَالَ « ثَلاَثَةٌ لاَ يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ
يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلاَ يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ » قَالَ
فَقَرَأَهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- ثَلاَثَ مِرَارٍ. قَالَ أَبُو
ذَرٍّ خَابُوا وَخَسِرُوا مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « الْمُسْبِلُ
وَالْمَنَّانُ وَالْمُنَفِّقُ سِلْعَتَهُ بِالْحَلِفِ الْكَاذِبِ ».
Artinya :
Dari Abu Dzar ra, dari
Rasulullah saw bersabda : “Tiga golongan yang tidak akan diajak
bicara oleh Allah, tidak dilihat oleh Allah, tidak disucikan oleh Allah dan
bagi mereka adzab yang pedih”, (Rasulullah mengulangi perkataanya ini
sebanyak tiga kali), Abu Dzar berkata “mereka benar-benar rugi, siapakah
tiga golongan itu wahai Rasulullah?”, Beliau menjawab “(tiga golongan
tersebut adalah) orang yang membiarkan sarungnya sampai menjulur dibawah mata
kaki, orang yang menyebut-nyebut pemberiannya, dan orang munafik, barang
dagangan (amal) mereka sia-sia”. (HR. Muslim No. 306, Juz 1.)
Dan Nabi Muhammad saw juga bersabda :
لا ينظر الله إلي من جرّ إزاره بطرا
Artinya :
“Allah enggan melihat orang yang menjulurkan sarung
(pakaian)nya dengan maksud sombong”. (HR. Al-Bukhori dan Muslim)
Nahas, Kebiasaan buruk ini telah dianggap biasa pada
zaman ini dikarenakan kebodohan masyarakat. Agar kebiasaan buruk ini dianggap
sebuah hal yang tidak bermasalah maka setan telah membisikkan kepada sebagian
manusia dengan alasan mereka tidak menjulurkan pakaiaannya lantaran sombong dan
congkak, sedangkan dalam beberapa riwayat hadits nabi saw melarang isbal
ini dengan alasan sombong.
Mereka yang beralasan
bahwa islbal tidak bermasalah jika tanpa disertai kesombongan sejatinya mereka
belum merenungi bahwa sebenarnya ancaman Allah itu sangat dahsyat bagi mereka
yang isbal lantaran sombong, namun bagi yang melakukan isbal walaupun tanpa
disertai kesombongan pun ada ancamannya.
Namun pastinya ancaman tersebut berbeda tingkatnya
antara isbal lantaran sombong dengan isbal tanpa disertai kesombongan. Bagi
mereka yang isbal disertai kesombongan maka adzab Allah bagi mereka jauh lebih
mengerikan, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw :
ما تحت الكعبين من الإزار ففي النار
Artinya :
“Tidaklah pakaian yang menjulur di bawah mata kaki
kecuali berada di neraka”. (HR. an-Nasa’i)
من جرّ ثوبه خيلاء لم ينظر
الله إليه يوم القيامة
Artinya :
“Barangsiapa yang menjulurkan pakaianya lantaran
congkak maka Allah enggan melihatnya pada hari kiamat”. (HR. Al-Bukhori No,
3465)
Jika seorang laki-laki
muslim menjulurkan jubahnya atau pakaianya dibawah mata kaki lantaran sombong
dan congkak maka hukuman baginya pun jauh lebih dahsyat dan mengerikan daripada
mereka yang hanya sekedar isbal tanpa kesombongan.
Mengapa mereka yang isbal walaupun tanpa kesombongan
juga mendapatkan adzab?. Hal ini
dikarenakan islam melarang kita menjulurkan pakaian, karena menjulurkan pakaian bagi laki-laki menyerupai
kebiasaan orang-orang jahiliyyah dan orang-orang kafir, dan menjulurkan pakaian
sampai dibawah mata kaki adalah kebiasaan para penyombong. Sehingga hanya
sekedar menyerupai mereka pun kita dilarang walaupun tanpa ada rasa sombong,
kecuali bagi mereka yang tidak sengaja seperti kasus Abu Bakar ra. Dan
Rasulullah saw pun tidak pernah isbal, sehingga seyogyanya kita meniru
beliau saw.
Maka hendaknya mereka yang suka menghabiskan waktu
mereka untuk menta’wil dan mendebat perintah dan larangan Allah serta
Rasul-Nya. Hendaknya mereka ingat ayat berikut ini :
فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ
يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ
أَلِيمٌ
Artinya :
“Hendaknya orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut
akan tertimpa cobaan atau adzab yang pedih”. (QS. An-Nur 63).
Diolah dan diterjamahkan dari : Al-Isbal, tulisan Hamdan
bin Abdullah Al-Hamdan
Alih bahasa : A.D Ulinnuha Arwani
0 komentar:
Posting Komentar