Mengapa Syiah Diizinkan Berhaji? |
“Kita ini sudah terlambat, tapi tidak jadi masalah. Yang penting terus bergerak untuk sosialisasi bahaya Syiah,” ujar Baharun dalam Seminar & Bedah Buku Fenomenal: “Syiah Menurut Sumber Syiah: Ancaman Nyata NKRI” di Wisma Pertamina (Wiperti) Jl. Medan Merdeka Timur No 13, pada Sabtu, (01/11).
Menurutnya, tidak cukup jika hanya mengambil langkah aktif untuk menghadapi Syiah, tapi dibutuhkan langkah yang lebih proaktif dalam menghadapinya. Untuk melawan aliran Syiah, tidak cukup jika hanya mengandalkan MUI, perlu adanya sumbangsih dari seluruh elemen masyarakat, kyai, dan para dai.
“Seolah-olah semua jadi tanggungan Majlis Ulama (MUI, red). Maka, harusnya seluruh masyarakat juga andil dalam mensosialisasikan karena Syiah adalah bahaya laten bersama,” tambah guru besar sosiologi agama ini.
Baharun menambahkan, lebih mudah menghadapi aliran-aliran sesat yang lain dibandingkan dengan aliran Syiah. Pasalnya, kelompok Syiah mengajarkan taqiyyah. Yaitu, dibolehkan berdusta untuk menutupi kesalahan ajarannya.
Kelompok Syiah juga kerap meyakini pihaknya bukanlah aliran sesat karena mereka beralasan masih diperbolehkan berhaji ke Mekkah. Namun, pernyataan itu ditampik oleh Prof. Dr. Muhammad Baharun.
Menurut beliau, Snouck Hurgronje, tokoh orientalis dan pemecah belah ajaran Islam pada masa Belanda pun bisa berhaji ke Baitullah (Mekkah Al-Mukarramah). Hurgronje pura-pura masuk Islam dan belajar agama di Mekkah serta berhaji agar bisa merusak Islam dari dalam.
“Kalau ada yang bilang Syiah aja boleh haji ke Mekah. Maka, Snouck Hurgronje juga pernah di sana berbulan-bulan padahal ia sebenarnya katolik. karena Islam yahkumu bi dzawahir (menghukumi seseorang dari apa yang nampak, red)
Jadi ringkasnya menurut MUI, Syiah masih bebas melenggangkan kaki ke Baitullah karena Syiah menerapkan ajaran Taqiyyahnya, yakni apa yang ditampakkan beda dengan yang disembunyikan. Sedangkan Islam menghukumi seseorang berdasarkan dhohirnya.
Diolah dari : Kiblat.net
0 komentar:
Posting Komentar