(ِِAِِrrosyad.blogspot.com) Di awal kemunculannya Syiah tidak berani terang-terangan menunjukkan
doktrin-doktrin sesatnya. terutama doktrin Syiah yang bisa mengancam
stabilitas NKRI pada zaman pak Harto, karena itu mereka mendapatkan
kontrol ketat dari pemerintahan Presiden Soeharto. Mereka pun cenderung
fokus menyebarkan fikih-fikih Syiah yang masing asing di kalangan kaum
Muslimin Indonesia.
Syiah mulai menunjukkan eksistensinya di Indonesia pada awal 90 an,
ketika kebutuhan akan fikih Syiah makin mendesak. Hal ini wajar, sebab
merebaknya pemikiran-pemikiran Syiah di kalangan mahasiswa dan di
kota-kota besar di Indonesia tidak diimbangi oleh menyebarnya
tulisan-tulisan dan kajian-kajian tentang fikih Syiah. Ketika muncul
serangan-serangan mendiskreditkan Syiah karena memiliki praktik-praktik
ibadah yang berbeda dengan Islam, mereka tidak siap menerimanya. Pada
saat bersamaan, alumni-alumni Qum dari Indonesia mulai kembali k e tanah
air dan mendakwahkan Syiah.
Berbeda dengan mahasiswa-mahasiswa yang tertarik dengan Syiah,
alumni-alumni Qum ini adalah tipikal orang-orang yang mempelajari
sesuatu (dalam hal ini adalah ajaran Syiah) sampai ke dasar-dasarnya.
Mereka lebih paham akan fikih-fikih Syiah dan yang paling penting:
mereka lebih radikal dan frontal dalam menghadapi serangan-serangan
kepada mereka. Hal ini semakin terasa dengan banyak dibukanya
pengajian-pengajian Syiah di berbagai tempat. Selain
pengajian-pengajian, mereka juga mulai menerbitkan buku-buku Syiah yang
“berbau” fikih. Bukan hanya buku-buku yang berisi pemikiran dan filsafat
tokoh-tokoh Syiah.
Orang-orang yang tertarik dengan Syiah pun tidak lagi datang dari
kalangan terbatas seperti mahasiwa dan lingkungan perguruan tinggi. Kali
ini mereka jauh lebih beragam yang, dalam kata-kata Jalaluddin Rakhmat,
“tidak begitu terpelajar.”
Kemunculan alumni-alumni Qum juga diimbangi oleh berdirinya
yayasan-yayasan Syiah di berbagai kota di Indonesia. Pada 1995,
diketahui ada 40 yayasan Syiah yang telah berdiri di Indonesia dan 25 di
antaranya berada di Jakarta. Kemudian juga, sebuah jurnal di Jakarta
pernah mendata orang-orang yang memeluk Syiah di Indonesia pada 1995
itu. Hasilnya, yang tentu saja masih bisa diperdebatkan, ada 20.000
orang yang menjalani ajaran Syiah secara total.
Turunnya presiden Soeharto dari jabatan Presiden RI pada Mei 1998
membawa dampak yang tidak sedikit di tengah masyarakat. Jika pada masa
pemerintahan Soeharto komunitas Syiah masih diawasi dan dikontrol dengan
baik, maka sepeninggalnya, komunitas Syiah berkembang pesat dan menanam
pengaruh yang tidak bisa diabaikan.
Meskipun era orde baru di bawah pimpinan Presiden Soeharto terdapat
banyak kesalahan, tapi setidaknya pak Harto berhasil menjinakkan
kelompok radikal yang berkedok agama dan membatasi ruang geraknya yaitu
Syiah.
Sumber : Syiahindonesia.com
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar