Ilustrasi Tragedi Baniyas |
(arrosyad.blogspot.com) Apa yang terjadi di Suriah saat ini benar-benar tragedi kemanusiaan
yang luar biasa. Salah satu tragedi terbesar di abad modern ini. Konflik
sectarian antara Sunni dan Syiah ini telah menewaskan 100.000 jiwa
lebih, sebagian besar adalah rakyat sipil dari kalangan Sunni.
Penyeru-penyeru Syiah di Indonesia menyuarakan ini adalah konflik
politik, mungkin mereka takut ajaran ekstrim mereka diketahui masyarakat
awam Indonesia. Sebagian yang lain membumbuinya sebagai adu domba
Amerika dan kaum Yahudi, padahal konflik Sunni dan Syiah telah lahir
jauh sebelum negara Amerika lahir. Kalaupun diadu domba Amerika itu
hanya factor tambahan bukan pemicu konflik sectarian ini.
Isu ini jarang sekali terekspos di media, sehingga setiap orang yang
membicarakan konflik Sunni dan Syiah di Suriah, maka siap-siap dia akan
dituduh antek-antek Yahudi, iluminati, dan lain-lain. Ya, sejauh ini
tudingan sebagai antek-antek Yahudi adalah cara paling mudah untuk
menjatuhkan seseorang karena tanpa proses ilmiah, tinggal tembak “Kamu
antek-antek Yahudi!!” Selesai, dialog pun ditutup.
Berikut ini kami sampaikan kisah pembantaian militer Suriah terhadap
rakyat Sunni di Baniyas, Suriah, yang menewaskan setidaknya 1500 orang
HANYA DALAM SATU MALAM. Mudah-mudahan masyarakat awam segera sadar dan
melek, bahwa Syiah adalah ancaman persatuan umat. Minimal membangunkan
jiwa kritis yang sudah lama tertidur, sehingga mereka segera mencari
tahu apa itu Syiah.
Ini adalah teks wawancara dengan Abu Mohammad saksi mata yang selamat
dari pembantaian Baniyas yang menceritakan kepada Al-Arabiyah TV apa
yang dia lihat di Ras-Elnabe’ di Baniyas:
Abu Mohammad: Awalnya mereka (militer Suriah)
mengizinkan orang untuk berlalu lalang seperti biasanya dan kami pun
tidak merasa curiga kalau mereka mempunyai rencana sebelumnya. Itu
adalah pada Rabu, orang-orang keluar-masuk dari desa dengan bahagia. Ada
pos-pos pemeriksaan tetapi mereka tidak menghentikan orang-orang yang
datang dan keluar. Kemudian pada penghujung hari Rabu, mereka menutup
akses jalan dan jalan raya. Tidak ada roti. Sepeda motor tidak
diperbolehkan untuk masuk atau keluar. Saat ini orang-orang mulai merasa
takut bahwa ada sesuatu yang akan terjadi.
Semua masyarakat pergi pada hari Kamis menuju jembatan di dekat pos
pemeriksaan untuk melarikan diri. Jumlah mereka sekitar 600-500 terdiri
dari perempuan dan laki-laki. Tentara di pos pemeriksaan mulai berteriak
pada mereka dan menyuruh mereka semua berbaring di atas tanah. Lalu
tentara mengatakan “Kalian hewan!! berdiri dan pulang ke rumah kalian!!”
Di malam hari setelah matahari terbenam, mereka mulai melakukan
penembakan di al-Bayda dan Ras Elreefi. Orang-orang ketakutan dan
mencoba untuk melarikan diri ke atas atau bawah. Beberapa orang ingin
tidur di luar.
Kemudian pada hari Jumat, orang-orang ingin pergi keluar dan para
tentara tidak mengizinkan mereka. Ada jam malam, tidak ada yang
diizinkan untuk bergerak. Orang-orang tidak diperbolehkan keluar bahkan
mendekati pos pemeriksaan. Ketika orang mendekati itu, setidaknya 300
peluru ditembakkan ke langit. Tentara mendorong orang-orang menjauh dari
pos pemeriksaan untuk mencegah mereka melarikan diri. Orang-orang
kemudian tetap di dalam rumah mereka sendiri. Antara jam 3 dan 03:30,
mereka mulai menembak di Baniyas terutama pada Ras-Elnabe’ menggunakan
tembakan mortir dan artileri. Penembakan itu berasal dari dekat jembatan
Ooze, dan Alqossor dan dari bawah jembatan Ras-Elnabe’ dan dari semua
pos pemeriksaan.
Penduduk adalah orang-orang yang hidup dalam damai sebelumnya, kami
tak punya apa-apa di desa dan tidak ada pemberontak bersenjata. Kami
kemudian melihat tentara turun dari jembatan Ooze mendekati desa dan
tentara menghadang dengan menembaki desa dengan artileri. Mereka tiba di
rumah pertama dan mereka memaksa semua orang keluar lalu menyuruh
mereka menghadap ke arah dinding dan menembak mereka semua. Kemudian di
rumah kedua, mereka membunuh sekitar 4 atau 5. Pada saat itu saya
menempatkan beberapa keluarga saya di luar dan saya datang kembali untuk
mengambil sisa dari mereka untuk membawa mereka. Ketika saya kembali,
saya dipaksa untuk masuk di ruang bawah tanah kecil. Saya terjebak di
dalam jadi saya katakan saya tidak lebih baik daripada yang lain.
Mereka mengambil semua keluarga saya di luar demikian juga dengan
keluarga lain. Mereka disuruh menghadapkan wajah mereka ke dinding.
Jumlah anggota keluarga saya sekitar 35 orang, ini hanya dari keluarga
saya, dan ada keluarga lain juga. Tentara meminta mereka untuk
menghadapkan wajah mereka ke dinding dan termasuk anak-anak. Yang
termuda di antara mereka adalah 15 hari. 8 anak di antara mereka yang
berusia antara 15 hari, satu tahun setengah, dua tahun, dan tiga tahun.
Kemudian, salah satu dari orang-orang militer mengatakan dengan jelas
“Bunuh mereka semua!! Jangan memiliki belas kasihan pada siapa pun!!
Bunuh mereka semua jangan memiliki belas kasihan pada siapa pun!!” Saya
saat itu di ruang bawah tanah dan mendengar semuanya.
Presenter: Ada sebuah sumber yang mengatakan bahwa
pembunuh berbicara dengan bukan aksen Suriah. Melalui apa yang Anda
lihat, apakah Anda memperhatikan ini?
Abu Mohammad: Ya, wahai saudariku (anchor pen.), ada
kata-kata yang saya tidak mengerti. Saya orang Suriah dari Baniyas dari
Ras-elnabe’. Ada kata-kata yang saya tidak bisa mengerti. Beberapa dari
mereka mengenakan seragam marinir, yang lain memakai pakaian sipil dan
sepatu putih. Jumlah mereka sekitar 150 orang. Setelah mereka membunuh
anak-anak, mereka menumpuk mereka satu sama lain. Dan salah satu dari
mereka mengatakan melihat yang ada satu yang masih hidup, tanpa
basa-basi mereka menembak kepala bayi itu. Tentara ini meneliti mereka
satu per satu dan menembak mereka. Jika Anda telah melihat foto-foto,
ada dua anak-anak setelah mereka bunuh, mereka bakar tangan dan kaki
anak tersebut.
Ada keluarga Rajab, mereka membunuh 16 dari keluarga Rajaba dan juga
keluarga Sabag, keluarga al-Aleene, keluarga Turuk, keluarga Dahbaj, dan
keluarga Jalul. Di keluarga Jalul, mereka membunuh Abu-Alabed, dua
anaknya, 6 perempuan, orang tuanya, dan kedua saudaranya. Dan ayah dari
Abu-Alabed dibunuh juga, ayahnya ini menggunakan kursi karena ia lumpuh.
Dan mereka juga membunuh keluarga Lahoof dan Qasem.
Presenter: Anda menyebut seluruh keluarga yang dibunuh, berapa jam pembunuhan berlangsung?
Abu Mohammad: Mereka masuk pukul 3:30 dan mereka
mulai menembaki, itu sekitar 20 sampai 30 tembakan dalam satu menit.
Rumah-rumah hancur dan kemudian mereka masuk membunuh semua orang yang
hidup. Yang saya ceritakan ini baru satu jalan, belum termasuk jalan
lain, jumlah korban tewas melebihi 1500. 1000 lebih yang tewas hanya di
Ras-elnabe’. Mereka membawa sebuah truk (freezer) dan mereka mulai
menempatkan mayat di dalam. Mereka mengambil lebih dari 200 korban,
lebih dari 200 korban.
Presenter: Anda tetap di ruang bawah tanah, berapa jam?
Abu Mohammad: Aku tetap di dalam selama satu jam
setengah dan aku tidak bisa bernafas karena mereka sangat dekat aku
tidak bisa bergerak atau pergi keluar. Selama satu jam setengah mereka
tetap berdiri di depan rumah kerabat saya. Setelah mereka memalingkan
wajah keluarga saya ke dinding dan menembak mereka semua, mereka pergi
untuk melanjutkan pembunuhan di rumah-rumah lainnya. Mereka menyerbu
keluarga lain, berikutnya dan berikutnya.
Saat saya merasa bahwa tidak ada seorang pun di luar saya pun keluar.
Ketika saya pergi ke luar aku melihat seorang gadis kecil merangkak dan
mengangkat tangannya. Dia ditembak dua kali di tangannya. Ketika aku
melihatnya, aku merasa pusing dan kehilangan kesadaran. Seorang tetangga
datang ketika dia melihat saya seperti ini. ia membangunkan saya dan
kami mengambil gadis kecil itu. Ada juga satu orang dari keluarganya
masih hidup. Pria ini mengatakan bahwa ketika gadis kecil itu pertama
kali mengangkat kepalanya, pria itu mengatakan “Tiarap! Tiarap! Jika
tidak mereka akan datang kembali dan menembak kita.” katanya. Dia
membiarkan gadis itu tiarap lagi. Ketika mereka melihat kami mendekati
orang yang tersisa, mereka pun merasa aman dan kami membawa mereka
pergi.
Saya memberitahu Anda tentang apa yang saya lihat di mata saya
sendiri. Saya pergi untuk memeriksa apa yang terjadi pada tetangga, saya
tidak bisa menemukan siapa pun. Lebih dari 1000 tewas di daerah ini.
Presenter: Jadi mereka tidak peduli pada anak-anak, perempuan, dan orang tua?
Abu Mohammad: Anak-anak berumur 15 hari saja tewas.
Presenter: Orang juga mengatakan senjata putih telah digunakan, apakah Anda melihat orang-orang yang terbunuh oleh senjata putih?
Abu Mohammad: Beberapa orang terbunuh oleh senjata
putih dan pisau, lain dipukul dengan batu sampai kepala mereka terbelah.
Mereka tidak menyisakan anak-anak atau orang tua. Dan pembunuh terdiri
lebih dari satu sekte. Ada Alawit dan Syiah dari Iran. Ada aksen yang
saya belum pernah dengar. Saya orang Arab dan Suriah (Iran berbicara
dengan bahasa Parsi).
Saya belum pernah mendengar aksen tersebut. Dan ada juga keluarga
Dandesh, mereka semua terbakar di dalam rumah mereka. Tiga rumah yang
dekat satu sama lain, tentara itu membakar mereka di dalam rumah mereka.
Semoga para syuhada (insha Allah) bisa beristirahat dengan tenang,
Allah hapuskan dosa-dosanya dan menempatkan mereka di syurga firdaus.
Allahumma Aamiin. Mohon jangan lupakan mereka dalam doa anda.
sumber : gaulpedulisyam.com
0 komentar:
Posting Komentar